Selamat siang para bapak dan ibu
semua , senang rasanya saya pada saat ini bisa menulis artikel ini dan berbagi
kepada ibu dan bapak semua yaitu bagaimana STRATEGI
TERBAIK DAN JITU MENGOBARKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK DI MASA MODERN ,ini
semua terinspirasi karena memang saya sebagai guru honorer yang sudah sekitar 7
tahun mengabdi kepada bangsa dan negara ini melalui dunia pendidikan,berbagai
masalah anak seringa saya hadapi, berbagai keluhan orang tua pun mengenai
masalah anaknya sering juga saya hadapi. Dan olah karena hal itu saya menulis
artikel ini dan alhamdulillah setelah di terapkan dan praktekan hasilnya cukup
memuaskan.
Mengatasi Anak Malas Belajar sudah menjadi salah satu keluhan umum para orang tua. Kasus yang
biasa terjadi adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar. Anak usia
sekolah tentunya perlu untuk belajar, antara lain berupa mengulang kembali
pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (pr)
ataupun mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Malas dijabarkan
sebagai tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar
berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar (Muhammad Ali,
Kamus Bahasa Indonesia)Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka
bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat
mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang
tidak ada gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat
menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan
bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara
langsung (perasaan senang yang dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).
Namun sebelum saya berbicara
mengenai strategi terbaik dan jitu mengobarkan semangat belajar anak di masa
kini, Ada baiknya kita ketahui sebenarnya paktor apa saja sih yang mejadi
penyebab anak susah atau malas untuk belajar ? Nah mari ibu/bapak simak dan teliti pakator
paktor apa saja itu ?
Jika di katagorikan Paktor
penyebab anak susah atau malas belajar sebenarnya bis di golongkan menjadi 2
Faktor :
A.
Faktor Dalam diri anak sendiri
(intinsik)
Paktor yang
di katagorikan Intinsik adalah sebagai berikut :
Perhatikan juga tentang durasi
belajar anak. Anak akan merasa bosan jika terlalu lama belajar, tentu saja daya
serap anak terhadap materi menjadi tidak maksimal. Di sekolah anak sudah
terlalu sibuk dengan materi yang diberikan guru, oleh sebab itu ada baiknya
durasi anak belajar di rumah tidak terlalu lama. Waktu belajar di rumah tidak
perlu terlalu panjang. Misal saja untuk mengerjakan soal cukup 15 menit dulu.
Ini menyebabkan minat anak tidak hilang dan merasa bosan
Terlalu
lelah dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain/membantu orang tua)
Jika penyebabnya adalah
kelelahan, sebaiknya anak diberi waktu untuk istirahat. Ketika kondisi anak
sudah mulai baik dan segar, buatlah sebuah suasana yang baik untuk mendukung
kegiatan belajar dan persiapkan beberapa peralatan yang mampu menggugah minat anak
untuk belajar
sekolah, kehilangan barang kesayangan dll),
Misal, orang tua orang tua hendak bercerai, merasakan bersaing dengan saudara
kandung secara akdamis dan terus-menerus kalah, teman terdekatnya baru pindah
ke sekolah lain,dll. Coba diingat-ingat, pernah ngga bicara,”…Papa Mama tuh
kerja biar kamu bisa sekolah. Jangan kayak Papa dulu, dulu tukang bolos…Suka
dipanggil guru…”. Saat bicara, Bapak/Ibu sudah dalam keadaan punya rumah, mampu
berlibur ke Bali, punya mobil 2-3, misalnya???? Secara sadar atau tidak sadar,
mereka akan berpikir,”Ohhh….Bokap Nyokap gue dulu bandel, malas, sekarang
ternyata sukses tuh…Ya udah. Ga papa dong sekarang gue malas, nanti gue juga
berhasil…”. Berhati-hatilah saat bicara.
Anak tak cocok dengan
sekolahnya
Anak pindah ke sekolah baru yang
sistem pendidikannya beda padahal dia sudah betah dengan sistem sebelumnya,
misal:Dari sekolah nasional pindah ke sekolah internasional dan sebaliknya. Hal
lain: Apakah dia mengalami bullying ?
Bullying, atau olok-olok baik secara fisik ataupun psikologis,
Anak introvert atau pendiam
Sulit untuk tahu penyebab malas
belajar jika anak introvert atau pendiam. Galilah info dari guru dan
teman-teman dekat. Jika ia punya Facebook, masuklah ke FaceBooknya. Jika ia
tidak mau meng-confirm friend request Bapak/Ibu, berarti ia tidak merasa nyaman
dengan kehadiran orang tuanya.Mengancam ia untuk men-confirm friend request
Bapk/Ibu hanya akan memperburuk suasana.
Lemahny IQ/EQ anak
B.
Faktor Faktor ekstrinsika anak
Paktor ekstrinsik adalah paktor paktor luar
yang menyebabkan anak kuarang dalam minat belajar .Misalnya adalah
Sistem
mengajar yang tidak menarik atau tidak suka pada pelajaran / guru
Coba diperhatikan, siapa tahu anak malas
hanya pada pelajaran tertentu. Jika ya, maka ini mungkin berhubungan dengan
metode mengajar guru yang buruk, anak tak suka pada pelajaran tersebut atau rasa tak suka pada guru.
Anak tersebut bukan anak yang berorientasi akademis.
Tidak semua
anak memiliki kemampuan akademis
yang tinggi. Yang saya maksud ‘akademis’ di sini adalah pelajaran serius yang
mendominasi kurikulum seperti Bahasa Inggris, Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia, PPKn,dll. Ada anak yang kelak akan menghabiskan hidup sebagai foto
model, pelukis, koreografer, pemain bola,fotografer,dll. Anak-anak model begini
sangat mungkin malas menghabiskan waktu dengan tekun untuk capek-capek
menghafal untuk ulangan, misalnya
Tak ada panutan
Anak tak punya contoh
tentang apa yang dimaksud dengan ‘rajin’. Anak kecil belum mampu berpikir
konkret, mereka butuh contoh nyata untuk hampir semua hal yang harus mereka
lakukan.
Orang tua salah bicara
saat menasehati anak.
Coba diingat-ingat, pernah ngga bicara,”…Papa Mama tuh kerja
biar kamu bisa sekolah. Jangan kayak Papa dulu, dulu tukang bolos…Suka
dipanggil guru…”. Saat bicara, Bapak/Ibu sudah dalam keadaan punya rumah, mampu
berlibur ke Bali, punya mobil 2-3, misalnya???? Secara sadar atau tidak sadar,
mereka akan berpikir,”Ohhh….Bokap Nyokap gue dulu bandel, malas, sekarang
ternyata sukses tuh…Ya udah. Ga papa dong sekarang gue malas, nanti gue juga
berhasil…”. Berhati-hatilah saat bicara.
Fasilitas berlebih.
Anak diberi
beberapa gadget (HP,IPod,PS,dll)
/ mainan canggih.
Anak tak cocok dengan
sekolahnya
Anak pindah ke sekolah baru yang sistem pendidikannya beda
padahal dia sudah betah dengan sistem sebelumnya, misal:Dari sekolah nasional
pindah ke sekolah internasional dan sebaliknya. Hal lain: Apakah dia mengalami bullying ? Bullying, atau
olok-olok baik secara fisik ataupun psikologis, berpotensi bukan hanya
menghancurkan area akademis si anak tapi juga merusak dia secara mental/kejiwaan.
Belum tahu cara
belajar yang cocok, strategi belajar yang tepat atau lingkungan khas yang bisa
memacu semangat belajarnya
Tipe anak belajar bermacam-macam. Ada anak yang mudah paham
jika dia mendengarkan (audio learner) , ada yang lebih mudah ngerti kalo
dikasih lihat gambar (visual learner),dll. Kemalasan belajar bisa jadi muncul
karena anak belajar hanya dengan
cara yang ternyata bukan metode
yang cocok dengannya. Ada juga anak yang baru bisa belajar jika belajar sambil
mendengarkan musik atau susah belajar jika ada orang ngobrol, dll.
Lingkungan rumah
yang tidak kondusif
Coba dilihat, di mana Bapak/Ibu tinggal? Di perkampungan
padat yang berisik padahal si anak sudah
6 tahun tinggal di perumahan yang tenang sebelumnya sehingga ia biasa belajar
di tempat yang sepi ? Atau pas di
sebelah rumah ada warnet ?Atau rumah teman ngobrolnya hanya berjarak 50 meter
dari tempat Bapak/Ibu tinggal dan mereka berdua tak dibatasi jam bertemunya
oleh orang tua sehingga sampai rumah sudah capek? Satu-satunya cara mengatasi penyebab macam
ini adalah mendisiplinkan anak untuk bisa mengatasi hambatan atau godaan.
Kemiskinan
Kemiskinan menyebabkan mereka tak bisa tinggal di rumah yang
nyaman. Kemiskinan mungkin memaksa mereka untuk cari nafkah sepulang sekolah,
membuat mereka minder karena uang sekolah terus ditagih guru di depan kelas
atau membuat mereka tak bisa membeli buku teks (banyak sekolah yang tidak
menggunakan buku tulis. Ada banyak
sekali anak yang mampu menerabas keterbatasan ini, dalam
arti mereka tetap bisa rajin kendati situasi amat terbatas, namun harus diakui bahwa keterbatasan ini
bagi banyak anak lainnya sangat mungkin menjadi penyebab mengapa mereka malas
belajar.
Tips atau cara praktis
untuk mengatasi anak malas belajar dengan mudah bisa didapat di
buku-buku atau internet. Bagaimanapun, saya yakin bahwa tips tersebut akan
sulit dilakukan secara konsisten jika kita tidak membereskan hal yang sifatnya
fundamental:Kelancaran berkomunikasi yang membuat kita tahu apa keinginan dan
kebutuhan anak, cara berkomunikasi yang
membuat anak merasa nyaman dengan dirinya sendirinya,dengan orang tuanya serta
dengan hidupnya secara keseluruhan.
Berikut ini saya akan fokuskan pembahasan hanya pada
faktor-faktor mendasar yang bisa membuat orang tua kesulitan memecahkan
masalah-masalah di atas.
Tidak biasa
berkomunikasi dengan anak
Komunikasi yang baik adalah percakapan yang melibatkan dua orang:Keduanya bisa bicara,
saling melemparkan pendapat dan saling mendengarkan. Komunikasi juga berarti
“Si A (pembicara) menyampaikan sebuah pesan kepada si B (si pendengar) dan
pesan itu diterima dengan baik. Orang tua sering bicara ke anak namun jarang membangun komunikasi sama
sekali. Jika Bapak/Ibu hanya biasa bicara sepihak, anak hanya boleh
mendengarkan, tentu saja ‘proses
investigasi’ akan gagal.
Film Indonesia pertama (mudah-mudahan bukan satu-satunya)
yang menggambarkan adanya komunikasi/dialog cerdas antara orang tua dengan anak
adalah Petualangan Sherina yang dibuat oleh Mira Lesmana. Ketika itu Ibu
Sherina memberitahu Sherina tentang rencana kepindahan mereka dari Jakarta ke
Bandung, Sherina mengeluh lalu mengajukan pertanyaan yang dijawab dengan sabar
dan matang oleh si ibu. Struktur senioritas dalam masyarakat dan keluarga di kultur timur membuat ‘dialog dan debat’ dengan orang yang lebih
tua, apalagi dengan orang tua sendiri,
adalah hal tabu. Berapa banyak sih orang tua yang duduk dengan anak,
diskusi tentang rencana liburan-mau naik apa, nginap di mana, dll-dan
menanyakan perasaan serta pendapat anak tentang liburan yang baru dialami?
Tak ada kerja sama
dengan pihak sekolah
Pendidikan adalah bangunan bersisi tiga, idealnya harus ada kerja sama murid-orang tua dan
pihak sekolah (dalam hal ini guru). Cobalah buat janji dengan guru, minta
ketemu dan tanyakan hal-hal yang Bapak/Ibu pandang perlu. Kalo Bapak/Ibu
benar-benar ngga tahu mau tanya apa, tetap saja ketemu lalu tanya,”Saya ingin
anak saya berhasil di sekolah, apa saja yang harus saya lakukan ya?” Kalo
gurunya malas jawab, berarti sekolah anak Bapak/Ibu adalah sekolah
jelek,percayalah….
Kesalahan dalam memaknai “kesuksesan” dan ketidaktahuan akan
jenis-jenis kecerdasan.
Banyak orang tua yang beranggapan bahwa kalo anak masuk
Harvard atau ITB, anak tersebut
sukses…Kalo anak masuk akademi perawat, jadi ibu asrama, jadi ibu rumah tangga, dancers, pelukis atau
pemahat berarti kurang sukses. Kalo anak hafal tabel perkalian
berarti orang itu sukses tapi
kalo ia hafal nama semua tetangga, rajin
menegur sapa dan menolong mereka, berarti ngga sukses. Kekacauan macam ini
membuat orang tua menuntut anak untuk rajin belajar walau anaknya, katakanlah,
otaknya tidak di area akademik. Saya pernah punya murid yang dianggap bodoh
tapi berkepribadian supel dan akhirnya pindah ke sekolah pariwisata lalu sukses di situ. Apakah ia bodoh? Kecerdasan
interpersonalnya sangat tinggi,kok, bagaimana mungkin ia dikatakan bodoh? Ada
juga anak yang pernah ngga naik kelas tapi pintar ngarang lagu. Apakah ia bodoh
? Jangan pernah lupa, kecerdasan ada banyak jenis dan kecerdasan musikal adalah
salah satunya.
Gaya hidup atau kebiasaan sehari-hari yang tidak
nyambung dengan tuntutan terhadap anak
untuk rajin belajar
Ada yang terus menerus membawa anaknya ke konter baju dan sepatu tapi di rumah ngoceh tentang
pentingnya membaca…Ada orang tua yang rela mengeluarkan 300 ribu untuk beli
sepatu dan saat anaknya menunjukkan buku cerita seharga 50 ribu, orang tua
langsung teriak,” Mahal amattt!” tapi di rumah ngomel kenapa anaknya malas
baca. Kalo saya jadi anaknya, langsung deh saya nyahut,”Tapi saya rajin pake
sepatu,’kannn……’Kan sepatu lebih penting daripada buku???” Anak-anak tak akan
pernah rajin membaca jika orang tua menunjukkan bahwa buku adalah benda yang
tak pantas untuk dihargai.
Saat anak saya berusia 3 tahun, saya pernah ngajak dia beli sepatu karena
sepatunya rusak. Dia trus menerus memilih sandal. Balik dari mal, saya baru
sadar bahwa saya ngga punya sepatu (Saya punya sepatu sandal dan sandal. Sepatu
tertutup saya taruh di sekolah, hanya dipake saat ngajar). Bagaimana mungkin
dia milih sepatu, lha wong dia nyaris ga pernah liat ibunya pake sepatu??Coba
perhatikan, anak-anak yang malas baca hampir semua tak terbiasa melihat orang
tuanya baca, bagaimana lantas mereka bisa rajin membaca/belajar ?
Orang tua
temperamental atau tidak ramah
Sudah jelas, anak malas berkomunikasi dengan orang tua macam
ini.
Orang tua pemalas.
Orang tua malas cari tahu mengapa anaknya malas, menganggap
bahwa tips mengatasi kemalasan anak yang baru saja dibaca di buku cara mengasuh
anak terlalu mengada-ada (walau tahu bahwa itu ditulis oleh psikolog anak
senior, misalnya),dll. Orang tuanya kerjanya cuma shopping, baca tabloid, ngga
pernah baca buku parenting, ngga pernah diskusi dengan orang tua lain yang
sudah berpengalaman. Jangan berharap buah semangka berbuah jagung. Kalo ortunya
malas ya anaknya malas jugalah.
Kurang
“mengeksplisitkan” kenyataan, tidak ada dialog yang ‘berisi‘ dengan anak.
Ada orang tua yang mengurus bisnis online dari rumah atau
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Kedua profesi ini
(dan beberapa profesi lainnya seperti penulis, konselor, illustrator,dll)
bisa dijalani dengan gaya yang (seolah-olah, sepertinya) santai. Penting bagi
orang tua untuk bicara dengan anak bahwa hidup mereka sesungguhnya tidaklah
santai. Ibu rumah tangga setelah capek membereskan rumah dan mengurus anak
serta suami, sangat mungkin akan nonton infotainment atau ke rumah tetangga
lalu ngegossip. Jika anak dianggap sudah mengerti, jelaskan bahwa nonton TV dan
ke rumah tetangga adalah hiburan karena anda sudah capek. Jangan biarkan anak
anda berpikir,”Wah, enak aja Nyokap gue, cuma bisa merintah gue rajin belajar.
Dia sendiri kerjanya cuma nyuci, nonton TV,masak….”.
Jelaskan bahwa anda sedang kerja. Saat sedang mengetik,
katakan,”Ini Papa/Mama lagi kerja loh,lagi buat surat ke bos”. Saat sedang
browsing gambar di internet,katakan,”Ini Papa/Mama lagi cari contoh barang nih
untuk dikirim ke orang yang mau beli barang”. Layar yang penuh warna sangat
mungkin membuat anak berpikir bahwa hidup anda mudah dan santai.Saat sedang
masukkan baju ke lemari katakan,”Kalo tugasmu belajar tugas Mama beresin baju,
nyetrika, rapikan lemari..”. Jangan berasumsi bahwa anak akan mengerti dengan
sendirinya bahwa anda sedang mengerjakan tugas.
Saran untuk menghadapi masalah anak seperti in adalah Saran
berikutnya antara lain sbb:
Menanamkan
pengertian yang benar tentang seluk beluk belajar pada anak sejak dini.
Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak. menumbuhkan inisiatif belajar
mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar
pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.
Berikan contoh
“belajar” pada anak.Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Ketika menyuruh
dan mengawasi anak belajar, orangtua juga perlu untuk terlihat belajar
(misalnya membaca buku-buku). Sesekali ayah-ibu perlu berdiskusi satu sama
lain, mengenai topik-topik serius (suasana seperti anak sedang kerja kelompok
dan diskusi dengan teman-teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga
belajar).
Berikan insentif
jika anak belajar. Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus
berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian. Pujilah anak
saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh
Sering mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak (bukan dalam
keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari mengisi tts atau ikut menjawab
kuis ). Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai
hasil belajar. Kalau anak tidak bisa, tunjukkan rasa kecewa dan mengatakan “Yah
Ade nggak bisa jawab, nggak bisa bantu Mama deh. Ade, di buku pelajarannya ada
nggak sih jawabannya? Kita lihat yuk sama-sama”. Dengan cara ini, anak
sekaligus akan merasa dipercaya dan dihargai oleh orangtua, karena orangtua mau
meminta bantuannya.
Mengajarkan kepada
anak pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan
anak.Misalnya active learning atau learning by doing, atau learning through
playing, sehingga anak merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang
menyenangkan.
Komunikasi.
Hendaklah ortu membuka diri , berkomunikasi dengan anaknya guna memperoleh
secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan
kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah
itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan
setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan
atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka
permasalahan dirinya.
Menciptakan
disiplin.jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.
Menegakkan
kedisiplinan.
Setelah point 8,
Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan
rutinitas yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat
mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau
memukul). gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh
akal pikiran anak.
Pilih waktu
belajar terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi
sore. Anak juga bisa diajak bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya.
Kenali pola
kemampuan dan perkembangan anak kemudian susunlah suatu jadwal belajar yang
sesuai.dalam hal ini IQ, EQ, kemampuan konsentrasi ,daya serap dll.
Menciptakan
suasana belajar yang baik dan nyamanSetidaknya orangtua memenuhi kebutuhan
sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi
anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan
permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap
menarik perhatian.
Menghibur dan
memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak. Dalam hal ini jika anak
sakit/sedih.
Beberapa hal yang tidak kalah pentingnya dalam menyikapi
anak yang sedang dilanda malas belajar adalah :
Orangtua harus
menyadari sisi positif sang anak Galilah sisi positif anak agar anak menyadari
dirinya sendiri untuk mengatasi masalahnya,.
Pernah nggak sih
kamu menghadapi PR yang sangat sulit, tapi akhirnya bisa mengatasinya?
Ajak anak untuk
mengingat ingat, dan kemudian bercerita. Begitu anak mengingat momen itu, gali
lebih jauh. PR apa itu, apa saja kesulitannya, bagaimana dia mengatasinya, dan
seterusnya.
Anak akhirnya
tersadar bahwa dia bisa mengatasi kesulitan-kesulitannya itu, karena dia memiliki
sisi positif tertentu. Sisi itu bergantung dari sang anak. Bisa saja karena
kesabaran, keuletan, usaha dia untuk bertanya kepada teman, dan sebagainya.
Perkuat keyakinan
anak, atau sadarkan anak. Misalnya dengan mengatakan: Nah, kamu pernah mengalami
hal yang seperti ini, dan berarti kamu bisa mengatasinya.
Gunakan imajinasi
anak
Orangtua membantu
anak membayangkan, apa yang dia inginkan untuk masa depannya. Baik dalam waktu
panjang atau pendek.
Pancing anak untuk
membayangkan sesuatu yang menyenangkan jika dia berhasil mengerjakan PR-nya
dengan baik., kira-kira apa ya komentar dari guru? Minta dia menggambarkan
imajinasinya dengan jelas, apa jadinya jika PR-nya bagus. Mulai dari bagaimana
senyum sang guru, komentarnya, dan sebagainya.
Mengarahkan anak untu berteman dan “hidup”
dalam lingkungan yang baik dan mendukung.
Tidak terfokus
bahwa belajar hanya berkutat pada buku non fiksi. Gunakan segala hal yang baik
yang mampu membuat anak “belajar”tentang segala sesuatu, termasuk permainannya
karena dunia bermain adalah dunia anak-anak. Pilih dan arahkan permainannya
sehingga anak bisa berkembang.
Memberikan bekal
nilai-nilai religius pada anak
Inilah faktor yang
sangat penting ,disamping doa orang tua akan anak-anaknya. Apalagi di jaman
yang berkembang dengan pesatnya. Tak mungkin orang tua memberikan pengawasan
secara kasat mata terus menerus. Juga kemajuan teknologi. Satu hal yang menjadi
jawabnya adalah: beragama dengan baik dan benar
Ada juga tips tips yang lain yang tak kalah hebatnya
bagaimana cara mengatasi anak yang susah dalam belajar , Tips ini bersumber
dari Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak
Berikutnya adalah tips bagaimana agar,
anak kita menjadi rajin dan mudah sekali belajar dan sekolah.
Saat
pulang sekolah tanyakan “Hai sayang, apa yang menyenangkan hari ini di
sekolah?” Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan di sekolah
dan ini secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah
tempat yang menyenangkan.
Saat anak tidur (Hypnosleep), katakan “Makin hari, belajar makin menyenangkan”,
“Sama halnya dengan bermain, belajar juga sangat menyenangkan”, “Mudah sekali
bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dan lain-lain.)”.
Jelaskan
manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak
tersebut) misalnya, dengan mempelajari perkalian, maka saat liburan naik kelas
nanti nanti kamu bisa menghitung berapa harga barang yang akan kamu beli di
Singapura, dan kamu bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia. Jika kamu
menguasai percakapan dalam bahasa inggris maka kamu akan sangat mudah
berkomunikasi dengan pelatih sepak bolamu yang dari Thailand.
Mintalah guru les pelajarannya (jika ada), sering-sering mengatakan bahwa anak
kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa
semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung
dan menghafal yang cepat. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru
untuk meningkatkan harga diri anak kita.
Jika
anak kita masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, bacakan dongeng dengan
posisi memangku dia (dengan posisi yang nyaman, serta memudahkan kita orangtua
untuk memberikan ciuman kasih sayang atau pelukan sayang) tujuannya agar anak
mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua dan buku adalah hal
yang sangat menyenangkan.
Gunakan
surat rahasia dari orangtua kepada anak, kita bisa berkata “Nak, Ibu telah
meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan ibu yang tahu isinya. Ibu
letakan dibawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya.” Isinya bisa berupa
kata-kata yang menyemangati anak dalam kegiatan belajar dan sekolahnya.
Nah mungkin para pembaca yang budiman
itu saja yang bisa saya bagikan kepada anda kali ini mengenai STRATEGI TERBAIK DAN JITU MENGOBARKAN
SEMANGAT BELAJAR ANAK DI MASA MODERN .Semoga saja bisa menjadi bahan bagi
anda semua bagaimana cara mendidik anak yang baik an juga Cara mengatasi anak yang susah belajar.
Semoga bermanfaat..